Senja di Pulau Tanpa Nama

Dunia Sukab

Senja di Pulau Tanpa Nama

 

SEPERTI Kawabata, aku mencintai seorang perempuan yang tidak pernah
ada. Jika dia memang ada, tentunya ia sedang berdiri di sana, di
pulau tanpa nama itu, dalam remang senja tanpa langit yang kemerah-
merahan tanpa mega bersepuh cahaya keemasan-emasan tanpa segala
sesuatu yang seperti biasanya membuat senja menjadi begitu sendu dan
mengharukan begitu indah dan menggetarkan–tanpa itu semua, tanpa
segala pesona senja yang akan membuat kita terlalu mudah jatuh cinta.
Tanpa itu semua. Tetapi hatiku sudah penuh dengan segala sesuatu yang
seolah-olah seperti cinta.

Senja tentunya telah turun di pulau tanpa nama itu menjadikannya
sebuah gundukan menghitam ketika permukaan laut seperti puisi seperti
permukaan agar-agar berwarna kelam yang terus menerus bergerak
pelahan dengan lembut dan memberi perasaan rawan. Betapa tidak akan
menjadi rawan ketika langit menjadi gelap, menghitam, dan muram?
Hanya ada sedikit mega di sana dengan sisa-sisa cahaya yang sudah
sangat terlalu remang dan…

View original post 1,470 more words

Leave a comment